MAKALAH IMUNOSERULOGI
PEMERIKSAAN IMUNOSERULOGI TOXOPLASMIOSIS
KELOMPOK 4
YANUARDI IKHSAN :14. 72.015806
DEFFIE RIA ANDANI :14.72.015534
PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
KATA PENGANTAR
Segala
puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah dan
kemudahan serta pemikiran-Nya kepada kami yang akhirnya bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pemeriksaan
Imunoserulogi Toxoplasmiosis” ini tanpa dberikan hambatan.
Penyusunan makalah ini kami buat
sesuai dengan materi kurikulum perkuliahan dan sebagai syarat mendapatkan nilai
dari mata kuliah yang kami ampu.
Dalam penyusunan makalah ini kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan dan
penggunaan bahasa ataupun dari segi lainnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca kepada kami agar kami dapat memperbaiki makalah
ini hingga kedepannya.
Palangka Raya, Juni 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1. BAB I :
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Tujuan penulisan
2.BAB II :
PEMBAHASAN
2.1. Pemeriksaan Imunoserulogi Toxoplasmiosis
2.1.1. Pemeriksaan Anti-Toxoplasma
IgG
2.1.2. Pemeriksaan Anti-Toxoplasma
IgM
2.1.3. Pemeriksaan warna Sabin dan
Fiedman
2.1.4. Pemeriksaan Zat
Anti-Flouresen
2.1.5. Pemeriksaan Hemaglutinasi
tidak langsung
3.BAB III: PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Toxoplasmosis merupakan
penyakit infeksi yang disebabkan Toxoplasma gondii, suatu protozoa
intraseluler obligat. Ditemukan oleh Nicelle dan Manceaux pada tahun 1909 yang
menyerang hewan pengerat di Tunisia, Afrika utara. Penyakit
Toxoplasmosis biasanya ditularkan dari kucing atau anjing tetapi juga dapat
menyerang hewan lain seperti babi, domba, dan hewan peliharaan lainnya.Hospes
definitif dari Toxoplasma gondii adalah kucing. Artinya parasit ini
dapat berkembang biak dalam tubuh hewan ini, sehingga kucing dapat menularkan
penyakit Toxoplasmosis ini. Manusia disini hanya sebagai perantara,
dimana parasit ini hanya dapat hidup dalam bentuk vegetatif tanpa
melakukan persilangan. Sehingga manusia tidak dapat menularkan Toxoplasmosis.
Pemeriksaan Toxoplasmosis sendiri
ditujukan untuk mendeteksi adanya antibodi yang muncul akibat masuknya
Toxoplasma gondii ke dalam tubuh penderita. Pemeriksaan yang dilakukan
meliputi IgM Toxoplasma, IgG Toxoplasma dan IgG avidity Toxoplasma. Ada
beberapa indikasi yang menentukan kapan kita perlu pemeriksaan Toxoplasma ini,
diantaranya : riwayat infertilitas, abortus yang berulang, kelahiran prematur,
lahir mati, kelainan kongenital dan adanya riwayat memelihara hewan piaraan
seperti kucing. Indikasi lain pemeriksaan serologi toxoplasmosis adalah
untuk menentukan derajat penyakit dan pemantauan terapi.
1.2. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pemeriksaan –
pemeriksaan Imunoserulogi Toxoplasmiosis
2. Media Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PEMERIKSAAN IMUNOSERULOGI TOXOPLASMIOSIS
Pemeriksaan
imunoserulogi yang bisa dilakukan untuk toxoplasmiosis adalah sebagai berikut:
1. Anti-Toxoplasma IgG
Pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui adanya antibodi IgG terhadap
parasit Toxoplasma Gondii yang yang dapat menginfeksi janin. Anti-Toxoplasma
IgG muncul 1 – 2 minggu setelah infeksi primer mencapai konsentrasi puncak
dalam 4 – 8 minggu. Konsentrasi IgG dalam darah dapat menurun setelah beberapa
tahun dan akan menetap seumur hidup dengan konsentrasi rendah.
2. Anti-Toxoplasma IgM
Pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui adanya antibodi IgM terhadap
Toxoplasma Gondii. Anti-Toxoplasma IgM muncul 5 hari setelah infeksi dan peningkatan konsentrasi secara
terus menerus hingga minggu ke – 4. Untuk kasus IgM non-spesifik, IgM akan menetap
didalam tubuh hingga lebih dari 6 bulan.
3. Tes Warna Sabin dan Fiedman
Pemeriksaan tes warna Sabin dan Fiedman ini tergantung dari lisis
sitoplasma endozoit bila tergabung dalam antibodi dalam serum penderita yang
mengandung “accessory factor” yaitu
suatu zat non-spesifik yang tidak than panas. Parasit yang di ubah tidak dapat
mengambil warna atau tetap jernih bila diberi Methylen Blue.
4. Tes Zat anti-Flouresen
Pemeriksaan ini sensitif dan lebih unggul daripada”tSabin and Fiedman dye
test” karena tidak memerlukan parasit hidup. Anti-IgM “dilabel dengan Flouresen
dapat dipakai untuk mengetahui adanya penyakit neonatus, karena zat Anti-IgM
dari ibunya tidak melalui plasenta.
5. Tes Hemaglutinasi Tidak Langsung
(indirect)
Tes ini sangat sensitif tetapi yang tidak menguntungkannya ialah tes ini
membutuhkan waktu lama untuk menjadi positif. Bila sudah positif, maka
penderita akan tetap positif dalam waktu bertahun – tahun. Tes ini banyak
digunakan untuk survey antibodi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pemeriksaan Imunoserulogi
Toxoplasmiosis ada 6, yaitu:
1.
Pemeriksaan Anti-Toxoplasma IgG
2.
Pemeriksaan Anti-Toxoplasma IgM
3.
Pemeriksaan warna Sabin dan Fiedman
4.
Pemeriksaan Zat Anti-Flouresen
5.
Pemeriksaan Hemaglutinasi tidak langsung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar