Rabu, 29 Juni 2016

MAKALAH IMUNOSERULOGI PEMERIKSAAN IMUNOSERULOGI TOXOPLASMIOSIS



MAKALAH IMUNOSERULOGI
PEMERIKSAAN IMUNOSERULOGI TOXOPLASMIOSIS



UMP.png













KELOMPOK 4
YANUARDI IKHSAN     :14. 72.015806
DEFFIE RIA ANDANI    :14.72.015534

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
KATA PENGANTAR
            Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah dan kemudahan serta pemikiran-Nya kepada kami yang akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemeriksaan Imunoserulogi Toxoplasmiosis” ini tanpa dberikan hambatan.
Penyusunan makalah ini kami buat sesuai dengan materi kurikulum perkuliahan dan sebagai syarat mendapatkan nilai dari mata kuliah yang kami ampu.
Dalam penyusunan makalah ini kami juga menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan dan penggunaan bahasa ataupun dari segi lainnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca kepada kami agar kami dapat memperbaiki makalah ini hingga kedepannya.

Palangka Raya,   Juni 2016


     Penulis













DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1. BAB I : PENDAHULUAN
            1.1. Latar belakang
            1.2. Tujuan penulisan

2.BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Pemeriksaan Imunoserulogi Toxoplasmiosis
            2.1.1. Pemeriksaan Anti-Toxoplasma IgG
            2.1.2. Pemeriksaan Anti-Toxoplasma IgM
            2.1.3. Pemeriksaan warna Sabin dan Fiedman
            2.1.4. Pemeriksaan Zat Anti-Flouresen
            2.1.5. Pemeriksaan Hemaglutinasi tidak langsung

3.BAB III: PENUTUP
                        3.1. Kesimpulan











BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Toxoplasmosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan Toxoplasma gondii, suatu protozoa intraseluler obligat. Ditemukan oleh Nicelle dan Manceaux pada tahun 1909 yang menyerang hewan pengerat di Tunisia, Afrika utara.  Penyakit Toxoplasmosis biasanya ditularkan dari kucing atau anjing tetapi juga dapat menyerang hewan lain seperti babi, domba, dan hewan peliharaan lainnya.Hospes definitif dari Toxoplasma gondii adalah kucing. Artinya parasit ini dapat berkembang biak dalam tubuh hewan ini, sehingga kucing dapat menularkan penyakit Toxoplasmosis ini. Manusia disini hanya sebagai perantara, dimana parasit ini hanya  dapat hidup dalam bentuk vegetatif tanpa melakukan persilangan. Sehingga manusia  tidak dapat menularkan Toxoplasmosis.
Pemeriksaan Toxoplasmosis sendiri ditujukan untuk mendeteksi adanya antibodi yang muncul akibat masuknya Toxoplasma gondii ke dalam tubuh penderita.  Pemeriksaan yang dilakukan meliputi  IgM Toxoplasma, IgG Toxoplasma dan IgG avidity Toxoplasma. Ada beberapa indikasi yang menentukan kapan kita perlu pemeriksaan Toxoplasma ini, diantaranya : riwayat infertilitas, abortus yang berulang, kelahiran prematur, lahir mati, kelainan kongenital dan adanya riwayat memelihara hewan piaraan seperti kucing. Indikasi lain pemeriksaan serologi toxoplasmosis adalah untuk menentukan derajat penyakit dan pemantauan terapi.

1.2. Tujuan Penulisan
            1. Untuk mengetahui pemeriksaan – pemeriksaan Imunoserulogi Toxoplasmiosis
            2. Media Pembelajaran







BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PEMERIKSAAN IMUNOSERULOGI TOXOPLASMIOSIS
Pemeriksaan imunoserulogi yang bisa dilakukan untuk toxoplasmiosis adalah sebagai berikut:
            1. Anti-Toxoplasma IgG
Pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui adanya antibodi IgG terhadap parasit Toxoplasma Gondii yang yang dapat menginfeksi janin. Anti-Toxoplasma IgG muncul 1 – 2 minggu setelah infeksi primer mencapai konsentrasi puncak dalam 4 – 8 minggu. Konsentrasi IgG dalam darah dapat menurun setelah beberapa tahun dan akan menetap seumur hidup dengan konsentrasi rendah.
            2. Anti-Toxoplasma IgM
Pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui adanya antibodi IgM terhadap Toxoplasma Gondii. Anti-Toxoplasma IgM muncul 5 hari setelah  infeksi dan peningkatan konsentrasi secara terus menerus hingga minggu ke – 4. Untuk kasus IgM non-spesifik, IgM akan menetap didalam tubuh hingga lebih dari 6 bulan.
            3. Tes Warna Sabin dan Fiedman
Pemeriksaan tes warna Sabin dan Fiedman ini tergantung dari lisis sitoplasma endozoit bila tergabung dalam antibodi dalam serum penderita yang mengandung “accessory factor” yaitu suatu zat non-spesifik yang tidak than panas. Parasit yang di ubah tidak dapat mengambil warna atau tetap jernih bila diberi Methylen Blue.
            4. Tes Zat anti-Flouresen
Pemeriksaan ini sensitif dan lebih unggul daripada”tSabin and Fiedman dye test” karena tidak memerlukan parasit hidup. Anti-IgM “dilabel dengan Flouresen dapat dipakai untuk mengetahui adanya penyakit neonatus, karena zat Anti-IgM dari ibunya tidak melalui plasenta.
            5. Tes Hemaglutinasi Tidak Langsung (indirect)
Tes ini sangat sensitif tetapi yang tidak menguntungkannya ialah tes ini membutuhkan waktu lama untuk menjadi positif. Bila sudah positif, maka penderita akan tetap positif dalam waktu bertahun – tahun. Tes ini banyak digunakan untuk survey antibodi.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pemeriksaan Imunoserulogi Toxoplasmiosis ada 6, yaitu:
1. Pemeriksaan Anti-Toxoplasma IgG
2. Pemeriksaan Anti-Toxoplasma IgM
3. Pemeriksaan warna Sabin dan Fiedman
4. Pemeriksaan Zat Anti-Flouresen
5. Pemeriksaan Hemaglutinasi tidak langsung































Tidak ada komentar:

Posting Komentar