MAKALAH BIOLOGI KIMIA
VITAMIN
PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALANGKARAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah
SWT. Yang atas rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas pengganti Biologi Kimia
tentang Makalah Enzim ini dengan baik tanpa kurang suatu apapun.
Adapun makalah ini dibuat
untuk mengganti nilai dan juga sebagai media pembelajaran. Dalam penyusunan ini
ada kesalahan dan juga kelalaian saya mohon maaf yang sebesar – besarnya.
Palangkaraya, 24 juni 2015
Hormat saya
Yanuardi Ikhsan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot
molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme,
yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata
bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine)
yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena
pada awalnya vitamin dianggap demikian
1.2 Penggolongan Vitamin
Terdapat 13 jenis vitamin yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin,
riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan
folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat
memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan
asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan
hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh
melalui suplemen makanan.
1.3
Fungsi Vitamin
Secara Umum
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan
dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam
jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam
tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa
lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya
adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di
samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat
menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.
Fungsi Vitamin secara umum
berhubungan sangat erat dengan fungsi enzim, terutama vitamin
–vitamin kelompok B.
Suatu enzim terdiri atas komponen protein yang
dihasilkan oleh sel disebut “APOENZIM” Vitamin merupakan
suatu senyawa yg telah lama dikenal oleh peradaban manusia .sudah sejak ribuan
tahun lalu manusia telah mengenal vitamin sebagai salah satu senyawa yang
dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh.
Vitamin diperkirakan berperan sebagai katalisator dalam
reaksi biokimia tubuh.
Vitamin dapat berperan secara bersama–sama dalam
mengatur fungsi tubuh, misalnya memacu dan memelihara :
1. Pertumbuhan,
2. Reproduksi,
3. Kesehatan dan
kekuatan tubuh,
4. Stabilitas sistem syaraf,
5. Selera makan,
6. Pencernaan,
7. Penggunaan zat-zat
makanan lainnya.
Selain itu vitamin berperan sebagai antioksidan, yakni
zat untuk menghindari terjadinya radikal bebas (free radikal bebas).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Berbagai
Vitamin
Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan
menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu
B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut
dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di
dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini
kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan.
Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh,
sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam
tubuh.
Berbeda dengan vitamin yang larut
dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah
sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu
bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam
aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan,
vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal
inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus.
2.1.1 Vitamin A
Vitamin A, yang juga dikenal
dengan nama retinol, merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra
penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah satu komponen
penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting
dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat mudah
rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber makanan yang
banyak mengandung vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama
yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna
merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya).
Apabila terjadi defisiensi
vitamin A, penderita akan mengalami rabun senja dan katarak. Selain itu,
penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat mengalami infeksi saluran
pernafasan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit yang kurang sehat.
Kelebihan asupan vitamin A dapat menyebabkan keracunan pada tubuh. Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain pusing-pusing, kerontokan
rambut, kulit kering bersisik, dan pingsan. Selain itu, bila sudah dalam
kondisi akut, kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga dapat menyebabkan
kerabunan, terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati, dan iritasi
kulit.
Sayur-sayuran hijau dan kacang-kacangan sebagai
sumber vitamin A dan vitamin B yang tinggi.
2.1.2 Vitamin B
Secara umum, golongan vitamin B
berperan penting dalam metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan
energi saat beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh,
yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme
tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang
tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel
darah merah (eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum,
ikan, dan sayur-sayuran hijau.
2.1.3 Vitamin B1
Vitamin B1, yang dikenal juga
dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan
penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat
menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping
itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak. Bila
terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti
kulit kering dan bersisik. Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan
saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf. Untuk mencegah hal tersebut,
kita perlu banyak mengkonsumsi banyak gandum, nasi, daging, susu, telur, dan
tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan inilah yang telah terbukti banyak
mengandung vitamin B1.
2.1.4 Vitamin B2
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting
dalam metabolisme di tubuh manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai
salah satu kompenen koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN)
dan flavin adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini
berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi.
Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah,
dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit,
rambut, dan kuku. Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar,
kacang kedelai, kuning telur, dan susu. Defisiensinya dapat menyebabkan menurunnya daya tahan
tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan.
2.1.5
Vitamin B3
Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin
ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi,
metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3
memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi,
penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat
dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3 termasuk salah satu jenis
vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal,
daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya
yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan
kentang manis. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami
kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.
2.1.6 Vitamin B5
Vitamin B5 (asam pantotenat)
banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan
vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam
reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini
adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan
memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh.
Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai
dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran
hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan
kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang
akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur.
2.1.7
Vitamin B6
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah
piridoksin, merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini
berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk
menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan
fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan
memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau
senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. Vitamin ini merupakan salah satu jenis
vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di dalam
beras, jagung, kacang-kacangan, daging, dan ikan. Kekurangan vitamin dalam
jumlah banyak dapat menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.
2.1.8
Vitamin B12
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis
vitamin yang hanya khusus diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada
tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan
tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam
metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu
jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf,
pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah. Telur, hati, dan
daging merupakan sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12.
Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan anemia (kekurangan darah), mudah
lelah lesu, dan iritasi kulit.
2.1.9 Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) banyak
memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga
berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting
penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin
C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal
bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu
menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam
tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker,
dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan
struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga
berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan
perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme
inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah
berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi
berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di
dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan
rusaknya sel darah merah.
2.1.10 Vitamin D
Vitamin D juga merupakan salah
satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan,
telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju. Bagian tubuh yang paling
banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu
metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi
vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar vitamin
D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana
betis kaki akan membentuk huruf O dan X. Di samping itu, gigi akan mudah
mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan.[1] Penyakit lainnya adalah
osteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di
dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan pada
manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang
akibatnya berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan
tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan dehidrasi
berlebihan.
2.1.11 Vitamin E
Struktur molekul vitamin E
Vitamin E berperan dalam menjaga
kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata,
sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga
dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini
terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan
alami. Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak
tumbuh-tumbuhan. Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kekurangan
vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara
lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan
mengalami gangguan yang berkepanjangan.
2.1.12 Vitamin K
Vitamin K banyak berperan dalam
pembentukan sistem peredaran darah yang baik dan penutupan luka. Defisiensi
vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di dalam tubuh dan kesulitan
pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan. Selain itu, vitamin K juga
berperan sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam
amino asam glutamat. Oleh karena itu, kita perlu banyak mengkonsumsi susu,
kuning telur, dan sayuran segar yang merupakan sumber vitamin K yang baik bagi
pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh.
2.2 Tahun Penemuan Vitamin
Tahun penemuan vitamin alami dan sumbernya
|
|||
Tahun
penemuan
|
Vitamin
|
Nama biokimia
|
Ditemukan di
|
1909
|
Vitamin A
|
||
1912
|
Vitamin B1
|
||
1912
|
Vitamin C
|
||
1918
|
Vitamin D
|
||
1920
|
Vitamin B2
|
||
1922
|
|||
1926
|
Vitamin B12
|
Telur
|
|
1929
|
|||
1931
|
Vitamin B5
|
||
1931
|
Vitamin B7
|
Hati
|
|
1934
|
Vitamin B6
|
Kacang
|
|
1936
|
Vitamin B3
|
Ragi
|
|
1941
|
Vitamin B9
|
Hati
|
2.3
Senyawa Serupa Vitamin
Sel darah merah, terbentuk sempurna oleh kontribusi
vitamin B, C, dan E, serta asam para-aminobenzoat
Selain vitamin, tubuh juga memproduksi senyawa lain
yang juga berperan dalam kelancaran metabolisme di dalam tubuh. Senyawa ini
memiliki karakteristik dan aktivitas yang mirip dengan vitamin sehingga
seringkali disebut dengan istilah senyawa serupa vitamin (vitamin like
substances). Perbedaan utamanya dengan vitamin adalah senyawa ini
diproduksi tubuh dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Beberapa senyawa ini pernah diklasifikasikan ke dalam kelompok vitamin B
kompleks karena kemiripan fungsi dan sumber makanannya. Akan tetapi, secara
umum peranan senyawa serupa vitamin ini tidaklah sepenting vitamin.
Kolin (choline) merupakan salah satu senyawa
yang termasuk dalam golongan senyawa serupa vitamin. Senyawa ini
dapat ditemukan di setiap sel mahluk hidup dan berperan dalam pengaturan sistem
saraf yang baik dan beberapa metabolisme sel. Mioinositol (myoinositol)
juga termasuk dalam golongan senyawa serupa vitamin yang larut dalam air.
Peranannya dalam tubuh secara spesifik belum diketahui. Contoh lain dari
senyawa serupa vitamin ini adalah asam para-aminobenzoat (4-aminobenzoic
acid, PABA) yang berperan sebagai senyawa antioksidan dan penyusun sel
darah merah. Karnitin (carnitine) merupakan senyawa lain yang berperan
dalam sistem transportasi asam lemak dan pembentukkan otot tubuh.
2.4 Vitamin sebagai antioksidan
Semua jenis kehidupan di bumi
memerlukan energi untuk dapat bertahan hidup. Untuk menghasilkan energi ini,
makhluk hidup memerlukan bantuan berbagai substansi, salah satunya adalah
oksigen. Oksigen terlibat secara langsung dalam metabolisme
energi di dalam tubuh. Sebagai produk sampingannya, oksigen dilepaskan dalam
bentuk yang tidak stabil. Molekul inilah yang dikenal dengan nama radikal bebas
(free radicals). Oksigen yang tidak stabil memiliki elektron bebas yang
tidak berpasangan sehingga bersifat reaktif. Kereaktifan oksigen ini sangat
berbahaya bagi tubuh karena dapat mengoksidasi dan merusak DNA, protein,
karbohidrat, asam lemak, dan membran sel di dalam tubuh. Sumber radikal bebas
lainnya adalah asap rokok, polusi lingkungan, dan sinar ultraviolet.
Asap rokok, salah satu sumber
radikal bebas yang dapat merusak jaringan tubuh, terutama paru-paru.
Tubuh memiliki beberapa mekanisme
pertahanan terhadap senyawa radikal bebas ini untuk menetralkan efek
negatifnya. Kebanyakan diantaranya adalah senyawa antioksidan alami, seperti
enzim superoksida dismutase, katalase, dan glutation peroksidase. Antioksidan
sendiri berarti senyawa yang dapat mencegah terjadinya peristiwa oksidasi atau
reaksi kimia lain yang melibatkan molekul oksigen (O2). Senyawa lain
yang juga dapat berperan sebagai antioksidan adalah glutation, CoQ10, dan gugus
tiol pada protein, serta vitamin. Beberapa jenis vitamin telah terbukti
memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi. Contoh vitamin yang banyak
berperan sebagai senyawa antioksidan di dalam tubuh adalah vitamin C dan
vitamin E.
Vitamin E dapat membantu
melindungi tubuh dari oksidasi senyawa radikal bebas. Vitamin ini juga mampu
bekerja dalam kondisi kadar senyawa radikal bebas yang tinggi sehingga mampu
dengan efisien dan efektif menekan reaksi perusakan jaringan di dalam tubuh
melalui proses oksidasi. Di samping vitamin E, terdapat satu jenis vitamin lagi
yang juga memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, yaitu vitamin C. Vitamin
ini berinteraksi dengan senyawa radikal bebas di bagian cairan sel. Selain itu,
vitamin C juga dapat memulihkan kondisi tubuh akibat adanya reaksi oksidasi
dari berbagai senyawa berbahaya.
Bila kadar radikal bebas di dalam
tubuh menjadi sangat berlebih dan tidak lagi dapat diantisipasi oleh senyawa
antioksidan maka akan timbul berbagai penyakit kronis, seperti kanker,
arterosklerosis, penyakit jantung, katarak, alzhemeir, dan rematik. Bagi orang
yang memiliki sejarah penyakit kronis tersebut dalam garis keturunannya,
dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak makanan yang mengandung vitamin C dan E
sebagai sumber senyawa antioksidan. Selain itu, suplemen makanan juga
dapat turut membantu mengatasi masalah tersebut.
2.5
Vitamin dan Penuaan Tubuh
Struktur mitokondria, salah satu
organel sel penghasil energi bagi tubuh
Penuaan tubuh merupakan hasil
akumulasi dari berbagai kerusakan sel dan jaringan yang tidak dapat diperbaiki.
Pada keadaan normal, kerusakan pada sel dan jaringan tubuh dapat diperbaiki
melalui proses replikasi sel tubuh yang juga dikenal dengan istilah mitosis.
Akan tetapi, pada berbagai kasus sel yang rusak tidak lagi dapat diperbaharui,
melainkan terus terakumulasi. Hal inilah yang berpotensi menyebabkan penuaan
pada tubuh. Senyawa radikal bebas merupakan salah satu agen yang berkontribusi
besar dalam peristiwa ini.
Mitokondria merupakan salah satu
organel sel yang paling rentan mengalami kerusakan oleh senyawa oksigen reaktif
(radikal bebas). Hal ini terkait dengan banyaknya reaksi pelepasan oksigen
bebas di dalam organel ini yang merupakan pusat metabolisme energi tubuh.
Banyak penelitian telah membuktikan bahwa tingkat kerusakan mitokondria ini
berhubungan langsung dengan proses penuaan tubuh atau panjangnya umur suatu
makhluk hidup. Selain itu, kerusakan DNA akibat reaksi oksidasi oleh radikal
bebas juga turut berperan besar dalam peristiwa ini. Oleh karena itu, tubuh
memerlukan suatu senyawa untuk menekan efek perusakan oleh radikal bebas.
Vitamin merupakan satu dari
berbagai jenis senyawa yang dapat menghambat reaksi perusakan tubuh oleh
senyawa radikal bebas terkait dengan aktivitas antioksidannya. Asupan vitamin
antioksidan yang cukup akan membantu tubuh mengurangi efek penuaan oleh radikal
bebas, terutama oleh oksigen bebas yang reaktif. Selain itu, vitamin juga
berkontribusi dalam menyokong sistem imun yang baik sehingga risiko terkena
berbagai penyakit degeneratif dan penyakit lainnya dapat ditekan, terutama pada
manula. Jadi, secara
tidak langsung, asupan vitamin yang cukup dan seimbang dapat menciptakan
kondisi tubuh yang sehat dan berumur panjang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Masing-masing vitamin dibutuhkan
tubuh dalam jumlah terttentu, bila terlalu banyak di konsumsi akan menimbulkan
gejala-gejala merugikan, keadaan demikian disebut “HIPERVITAMINOSIS”.
2. Sebaliknya bila tidak memenuhi
kebutuhan akan timbul gejala merugikan
3. Bila hanya kadar vitamin dalam darah
saja yang turun tetapi belum menunjukkan gejala klinis di sebut
“HIPOVITAMINOSIS”, sedangkan jika sudah ada gejala klinis disebut
“AVITAMINOSIS”
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sumber KTI Akademi Kebidanan Betang Asi
Palangkaraya. KTI Vitamin. Tahun 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar