MAKALAH
BIOKIMIA
LEMAK
Disusun Oleh:
Yanuardi Ikhsan
NPM : 14.72.015806
PROGRAM STUDI
ANALIS KESEHATAN
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT. Yang atas
rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas pengganti Biologi Kimia tentang
Makalah Enzim ini dengan baik tanpa kurang suatu apapun.
Adapun makalah ini dibuat
untuk mengganti nilai dan juga sebagai media pembelajaran. Dalam penyusunan ini
ada kesalahan dan juga kelalaian saya mohon maaf yang sebesar – besarnya.
Palangkaraya, 24 juni 2015
Hormat saya
Yanuardi Ikhsan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
kekurangan konsumsi pangan bukanlah merupakan hal yang yang baru, melainkan
masalah ini tetap aktual terutama di negara berkembang sebab mempunyai dampak
yang sangat nyata terhadap timbulnya masalah gizi. Salah satu faktor yang
menyebabkan keadaan ini terjadi adalah bertambahnya jumlah penduduk di negara
sedang berkembang terus menerus, sedangkan produksi pangan belum mampu
mengimbangi jumlah penduduk yang terus menambah. Dari laporan yang ada , laju
pertambahan penduduk di Asia Tenggara tetap merupakan tertinggi di dunia.
Selama jangka waktu 1970-1980 angka rata-rata pertambahan penduduk dari empat
negara Asia (Indonesia, Malaysia, Filiphina, Muangtai) tercatat 29,8 % dimana
angka ini memang lebih tinggi dibanding denagn semua negara berkembang yang
sekitar 24,9 %.
Beragam masalah
gizi yang awal pada tahun 90-an hanya mencakup kekurangan gizi, baik makro
ataupun mikro, ternyata di era modern seperti saat ini masalah tersebut telah
terkomplikasi dengan masalah baru seperti kelebihan zat gizi makro
khusunya konsumsi lemak, diantaranya overweight dan obesitas. Yang merupakan
pemicu awal terjadinya penyakit degeneratif, seperti hipertensi, jantung
koroner, stroke, dll. Lemak yang seharusnya menjadi sumber energi terbesar yang
sangat penting dalam menyimpan cadangan energi, perlindungan tubuh, serta
sebagai protein sparing justru menjadi sumber masalah untuk tubuh. Karena
konsumsi lemak yang berlebihan, khususnya lemak jenuh.
Lebih jauh,
permasalahan kelebihan lemak ini menimbulkan gaya hidup baru bagi masyarakat
modern khususnya yang memiliki penghasilan tinggi melalui metode sedot lemak (liposuction).
Metode ini diyakini masyarakat sebagai “jalan pintas” bagi mereka yang
mendambakan tubuh ideal tanpa lemak menggelambir pada bagian tubuh.
Oleh sebab itu
melalui makalah “Lemak “ ini kami akan mengulas secara lengkap mengenai lemak,
mulai dari struktur kimia asam lemak,sumber, jenis, dan fungsi lemak,
pencernaan absobsi dan metabolisme, kebutuhan lemak di dalam tubuh, efek
kekurangan dan kelebihannya terhadap tubuh, serta metode liposuction di
pandang dari sudut pandang ilmu gizi. Sehingga kita dapat mengidentifikasi apa
saja keuntungan dan kelebihan lemak tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud
lemak?
1.2.2 Bagaimana struktur kimia, sumber,jenis, fungsi, pencernaan, absorbsi
dan metabolisme lemak di dalam tubuh?
1.2.3 Apa saja manfaat lemak bagi
tubuh manusia?
1.2.4 Bagaimana
dampak kelebihan dan kekurangan lemak bagi tubuh manusia?
1.2.5 Metode Liposuction
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi lemak
1.3.2 Mengetahui struktur kimia, sumber,jenis, fungsi, pencernaan,
absobsi dan metabolisme lemak di dalam tubuh
1.3.3 Mengetahui manfaat lemak
bagi tubuh manusia
1.3.4 Mengetahui dan mengidentifikasi dampak kelebihan dan kekurangan
lemak bagi tubuh manusia.
1.3.5 Mengetahui kerugian dan
keuntungan Liposuction
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Lemak
Menurut Ahmad
Djaenai (1991;89) lemak adalah ikatan organic yang terdiri atas unsur-unsur
Karbon (C), Hydrogen (H) dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut
dalam zat-zat peralut tertentu dalam perlarut lemak (zat peralut lemak). Lemak
yang memiliki titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang
mempunyai titik lebur rendah bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar
disebut lemak gaji sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut minyak.
Lemak adalah
ester asam lemak dan gliserin. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air
tetapi larut dalam pelarut lemak. Adapun pelarut lemak tersebut adalah eter,
kloroform, benzena, karbon tetraklorida (CCl4), xylena, alkohol panas, dan
aseton panas. Lipida dalah zat yang menyerupai lemak, sangat penting karena
merupakan simpanan tenaga yang amat besar dan sebagai pelarut vitamin A, D, E,
dan K. Bagi hewan dan manusia lipida selain sebagian.
2.2 Klasifikasi Lemak
A.
Lemak Sederhana
Lemak ini
merupakan zat yang terdiri dari ester asam lemak dengan alkohol.
Ada 3 jenis lemak sederhana, yaitu:
1. Lemak yang teksturnya padat dalam suhu kamar.
1. Lemak yang teksturnya padat dalam suhu kamar.
2. Minyak yang teksturnya cair dalam
suhu kamar.
3. Lilin atau
malam yang merupakan ester asam lemak dengan alkohol yang BM-nya tinggi (rantai
C-nya panjang).
B.
Lemak Kompleks (Compound Lipids).
Lemak ini
merupakan ester asam lemak yang mengandung gugus lain yang terikat pada
alkoholnya. Lemak golongan ini meliputi:
1.
Fosfolipida: ester asam lemak dan gliserol yang mengandung asam fosfat, basa
nitrogen atau zat lainnya.
2.
Serebrosida (glikolipida): zat yang terdiri dari asam lemak dengan karbohidrat
dan mengandung asam fosfat.
3.
Lemak kompleks lainnya: kelompok ini termasuk sulfolipida, amino lipida, dan
lipoprotein.
C.
Derivat Lipida
Derivat lipida
adalah zat yang berasal dari hasil hidrolisis zat-zat tersebut di atas yang
antara lain:
1.
Asam lemak.
Asam lemak ini merupakan hasil
hidrolisis dari lemak. Di alam asam lemak yang terbanyak adalah yang mengandung
atom C genap dan ikatannya membentuk rantai lurus.
Pembagian asam lemak:
a.
Asam lemak jenuh (saturated fatty acids)
Contoh: asam butirat, asam laurat,
asam palmitat, dan sebagainya.
b.
Asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap tunggal (monounsaturated fatty
acids)
Contoh: asam palmitoleat dan asam
oleat.
c.
Asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap ganda/lebih dari satu (polyunsaturated
fatty acids)
Contoh: asam linoleat, asam
linolenat, dan asam arachidonat.
d.
Asam lemak yang mengandung gugus hidroksil.
Contoh: asam risinoleat.
e.
Asam lemak siklik
Contoh: asam kaulmograf.
2.
Alkohol dan gliserol.
Alkohol merupakan hasil hidrolisis
lipida selain asam lemak, misalnya gliserol dan asetil alkohol. Asetil alkohol
merupakan hasil hidrolisis lilin/malam. Adanya gliserol dapat dites dengan uji
akrolein.
3.
Sterol.
Biasanya terdapat bersama lemak dan
dapat dipisahkan dengan cara penyabunan, sebab steroid tidak dapat bereaksi
dengan penyabunan. Steroid mempunyai inti derivat siklo pentane perhidro
fenantren. Beberapa sterol yang terpenting diantaranya adalah kolesterol. Zat
ini banyak terdapat pada sel tubuh terutama jaringan syaraf dan tidak terdapat
pada tumbuh-tumbuhan.
4. Lemak aldehid.
5. Badan-badan keton (ketone
bodies).
2.3 Fungsi Lemak
Adapun fungsi
lemak/lipida adalah sebagai berikut:
a.
Sumber Energi
Lemak dan minyak merupakan sumber
energy paling padat, yang menghasilkan 9 kkal untuk tiap gram, yaitu 2.5 kali
besar energy yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang
sama.
Sebagai simpanan lemak, lemak merupakan cadangan energy tubuh paling besar. Simpanan ini berasal dari konsumsi berlebihan salah satu atau kombinasi zat-zat energy: karbohidrat, lemak, dan protein. Lemak tubuh pada umumnya disimpan sebagai berikut: 50% dijaringan bawah kulit (subkutan), 45% di sekeliling organ dalam rongga perut, dan 5 % dijaringan intramuskuler.
Sebagai simpanan lemak, lemak merupakan cadangan energy tubuh paling besar. Simpanan ini berasal dari konsumsi berlebihan salah satu atau kombinasi zat-zat energy: karbohidrat, lemak, dan protein. Lemak tubuh pada umumnya disimpan sebagai berikut: 50% dijaringan bawah kulit (subkutan), 45% di sekeliling organ dalam rongga perut, dan 5 % dijaringan intramuskuler.
b.
Sumber Asam Lemak Essesial
Lemak merupakan sumber asam lemak
essensial, asam linoleat dan linolenat.
c.
Alat Angkut Vitamin Lemak
Lemak mengandung vitamin larut lemak
tertentu. Lemak susu dan minyak ikan laut tertentu mengandung vitamin A dan D
dalam jumlah berarti. Hampir semua minyak nabati merupakan sumber vitamin E.
minyak kelapa sawit mengandung bayak karotenoid (provit. A). lemak membantu
transportasi dan absorpsi vitamin lemak yaitu A, D, E, K.
d.
Penghemat Protein
Lemak menghemat penggunaan protein
untuk sintesis protein, sehingga protein tidak digunkan sebagai sumber energi.
e.
Memberi Rasa Kenyang Dan Kelezatan
Lemak memperlambat sekresi asam
lambung dan memperlambat pengosongan lambung, sehingga lemak memberi rasa
kenyang lebih lama. Disamping itu lemak member tekstur yang disukai dan member
kelezatan khusus dalam makanan.
f.
Sebagai Pelumas
Lemak merupakan pelumas dan membantu
pengeluaran sisa pencernaan.
g.
Memelihara Suhu Tubuh
Lapisan lemak dibawah kulit
mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan panas tubuh secara cepat, dengan
demikian lemak berfungsi juga dalam memelihara suhu tubuh.
h.
Pelindung Organ Tubuh
Lapisan lemak yang menyelubungi
organ-organ tubuh, seperti jantung, hati, dan ginjal membantu menahan
organ-organ tersebut tetap ditempatnya dan melindunginya terdapat benturan dan
bahaya lain.
2.4 Sumber Lemak
Menurut
sumbernya kita membedakan lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati berasal
dari bahan makanan tumbuh-tumbuhan, sedangkan lemak hewani berasal dari
binatang, termasuk ikan, telur dan susu. Kedua jenis lemak ini berbeda dalam
jenis asam lemak yang menyusunnya. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam
lemak tak jenuh yang menyebabkan titik cair yang lebih rendah dan suhu kamar
berbentuk cair, disebut lemak. Lemak mengandung terutama asam lemak jenuh,
khususnya mempunyai rantai karbon panjang, yang mengakibatkan dalam suhu kamar
terbentuk padat.
Dengan demikian
sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit,
kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan sebagainya), mentega, margarine, dan
lemak hewan (lemak daging dan ayam) sumber lemak lain adalah kacang-kacangan,
biji-bijian, daging, dan ayam gemuk, krim, susu, keju, dan kuning telur, serta
makanan yang dimasak dengan lemak atau lemak atau minyak. Sayur dan buah
(kecuali alpukat) sangat sedikit mengandung lemak.
2.5 Proses Metabolisme Lemak
Lemak yang
menjadi makanan bagi manusia dan hewan lain adalah trigliserida, sterol, dan
fosfolipid membran yang ada pada hewan dan tumbuhan. Proses metabolisme lipid
menyintesis dan mengurangi cadangan lipid dan menghasilkan karakteristik lipid
fungsional dan struktural pada jaringan individu. Proses metabolisme lemak
terdiri atas beberapa tahap, diantaranya adalah tahap pencernaan lemak,
penyerapan dan transport, asam lemak, dan ekskresi.
a.
Pencernaan Lemak
Lemak didalam bahan makanan tidak
mengalami pencernaan didalam rongga mulut, karena tidak ada enzim yang dapat
mencegahnya. Didalam gaster ada enzim lipase, tetapi pengruhnya terhadap
pemecahan lemak dapat diabaikan, karena rendah sekali; pH didalam gaster tidak
cocok untuk aktivitas lipase tersebut.
Sekresi cairan empedu dari hati
tidak mengandung enzim untuk memecah lemak, tetapi mengandung garam-garam
empedu yang megemulsikan lemak dan asam lemak hasil pencernaan, menjadi
butir-butir harus yang dapat menembus ephitel usus, masuk kedalam lymphe
jaringan.
Tabel Ringkasan proses pencernaan
Lipida
No.
|
Saluran Pencernaan
|
Proses Pencernaan
|
1
|
Mulut
|
Mengunyah, mencampur dengan air
ludah dan ditelan. Kelenjar ludah mengeluarkan enzim lipase lingual.
|
2
|
Esofagus
|
Tidk ada pencernaan.
|
3
|
Lambung
|
Lipase lingual dalam jumlah
terbatas memulai hidrolisis trigliserida menjadi digliserida dan asam lemak.
Lemak susu lebih banyak hidrolisis. Lipase lambung meghidrolisis lemak dalam
jumlah terbatas.
|
4
|
Usus halus
|
Asam empedu mengemulsi lemak.
Lipase berasal dari pancreas dan dinding usus halus menghidrolisis lemak
dalam bentuk emulsi menjadi digliserida, monogliserida, gliserol dan asam
lemak. Pospolipase berasal dari pancreas menghidrolisis pospolipida menjadi
asam lemak dan lisopospogliserida. Kolesterol esterase berasal dari pancreas
menghidrolisis ester kolesterol.
|
5
|
Usus besar
|
Sedikit lemak dan kolesterol yang
terkurung dalam serat makanan dikeluarkan melalui feses.
|
b.
Penyerapan dan Transport
Absorpsi lipida terutama terjadi
dalam jejunum. Hasil pencernaan lipida diabsorpsi ke dalam membrane mukos usus
halus dengan cara difusi fasif. Perbedaan konsentrasi diperoleh dengan cara:
(1) Kehadiran protein mengikat asam lemak yang segera mengikat asam lemak yang
memasuki sel. (2) Esterifikasi kembali asam lemak menjadi monogliserida yaitu
produk utama pencernaan yang melintasi mukosa usus halus. Sebelum diabsorpsi,
kolesterol mengalami esterifikasi kembali yang dikatalis oleh asatill-Ko-A dan
kolesterol asetil-transferase. Pembentukan enzim-enzim ini dipengaruhi oleh
konsentrasi tinggi kolesterol makanan. Sebagian besar hasil pencernaan lemak
berupa monogliserida dan asam lemak rantai panjang (C12 atau lebih) didalam
membrane mukosa usus diubah kembali menjadi trigliserida.
c.
Asam Lemak
Asam lemak alami selalu mengandung
jumlah atom karbon genap, dengan rumus Cn H2nO2 dengan N= 4, 6, 8, dan
seterusnya sampai 16. Deretan asam lemak ini termasuk deretan asam lemak jenuh.
Anggota deretan ini yang mempunyai jumlah karbon terkecil (n= 4) ialah asam
butyrate, yang terdapat di dalam mentega susu dengan kadar 6%. Anggota deretan
asam lemak jenuh yang mempunyai jumlah karbon terbanyak ialah asam stearat (n=
16), yang merupakan asam lemak yang terdapat dalam konsistensi padat.
Asam lemak tak jenuh mempunyai dua atau lebih ikatan kembar (ikatan tak jenuh), disebut Polyunsaturated fattyacid (PUFA). Asam lemak PUFA tidak dapat sintesa di dalam tubuh, padahal ia sangat diperlukan untuk kesehatan, terutama kesehatan kulit dan bulu pada binatang percobaan.
Asam lemak tak jenuh mempunyai dua atau lebih ikatan kembar (ikatan tak jenuh), disebut Polyunsaturated fattyacid (PUFA). Asam lemak PUFA tidak dapat sintesa di dalam tubuh, padahal ia sangat diperlukan untuk kesehatan, terutama kesehatan kulit dan bulu pada binatang percobaan.
d.
Ekskresi
Lemak dieksresikan sebagai bahan
sisa (waste product) CO2 dan H2O. lemak didalam makanan tidak dicerna dan
diserap seluruhnya melainkan ada sebagian yang terbuang di dalam tinja. Apabila
tinja mengandung kadar lemak tinggi dari biasanya, disebut steatorrhoea. Dalam
kondisi demikian, tinja mempunyai volume besar dan berwarna agak pucat karena
garam kalsium dari asam lemak.
Absorpsi lemak mudah tergganggu pada berbagai penyakit gastrointerstinal, diantaranya pada penyakit yang disertai diarrhea, seperti spruetropik. Juga pada penyakit yang disertai gangguan sekresi empedu, pencernaan dan penyerapan lemak, menderita gangguan dan banyak lemak terbuang di dalam tinja.
Absorpsi lemak mudah tergganggu pada berbagai penyakit gastrointerstinal, diantaranya pada penyakit yang disertai diarrhea, seperti spruetropik. Juga pada penyakit yang disertai gangguan sekresi empedu, pencernaan dan penyerapan lemak, menderita gangguan dan banyak lemak terbuang di dalam tinja.
2.6 Akibat
Kelebihan Zat Lemak
Jumlah lemak yang aman bagi tubuh
manusia adalah:
a.
Kolesterol: 200 mg/dL
b.
LDL: 100 mg/dL
c.
HDL: 60 mg/dL
d.
Trigliserida: 150 mg/dL
Akumulasi lemak di dalam tubuh yang
melebihi dari batas aman tersebut dapat meningkatkan resiko penyakit
kardiovaskular meliputi tekanan darah tinggi, jantung koroner, stroke, yang
diakibatkan akibat akumulasi kolesterol pada arteri yang berlebihan. Selain itu
juga dapat menyebabkan obesitas akibat menumpuknya lemak di dalam tubuh.
2.7 Akibat
Kekurangan Zat Lemak
Dalam fungsinya sebagai salah satu
zat gizi penghasil utama energi kekurangan konsumsi lemak akan mengurangi
kalori. Selain itu kekurangan lemak akan menghambat penyerapan vitamin A, D, E,
K yang juga menunjang fungsi tubuh.
BAB III
PEMBAHASAN
Kelebihan lemak
pada tubuh pada bagian-bagian tertentu memberi rasa kurang percaya diri bagi
beberapa orang, khususnya kaum wanita. Berbagai cara ditempuh untuk
mengembalikan lekuk tubuh yang indah. Mulai diet ketat dengan puasa, pantang
makan makanan tertentu, mengonsumsi obat peluruh lemak, hingga melalui cara
ekstrim dengan olahraga terlalu berat yang pada umumnya memerlukan kesabaran
yang ekstra karena membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Seiring berkembangnya
teknologi, dunia kedokteran mengembangkan suatu metode yang dikenal dengan
istilah liposuction atau oleh orang awam disebut “sedot lemak”. Metode
ini dianggap sebagai “jalan pintas” bagi para wanita untuk mendapatkan bentuk
tubuh ideal tanpa perlu waktu yang lama.
3.1 Definisi Liposuction
Menurut Venkataram dalam jurnalnya
yang berjudul “Tumescent Liposuction: A Review”,
“Liposuction is the surgical removal of subcutaneous fat by means of
aspiration cannulae introduced through small skin incisions, assisted by
suction. Synonyms used in literature include liposuction surgery,
suction-assisted lipectomy, suction lipoplasty, fat suction, blunt suction
lipectomy, and liposculpture”
Menurut definisi di
atas, Liposuction atau sedot lemak merupakan pembedahan untuk
menghilangkan lemak pada bagian subkutan.
3.2 Cara Kerja Liposuction
Setelah melalui serangkaian prosedur
anastesi pembedahan seperti pada umumnya, bagian tubuh yang akan diambil
lemaknya disayat dengan lebar 1-1,5 cm, lubang sayatan berfungsi sebagai tempat
microcannulae (sejenis selang) dipasang. Selanjutnya, lemak dihisap oleh
microcannuale yang memiliki diameter 1,5-3 mm. Proses ini membutuhkan
waktu 1-2 jam saja. Dalam durasi itu, Liposuction mampu menghisap 8-10
liter lemak tubuh.
3.3 Indikasi Liposuction
Menurut pandangan praktisi medis, Liposuction
dapat dilakukan pada kondisi berikut:
a.
Adanya lemak yang resisten dengan berbagai macam diet dan olahraga seperti
lemak pada daerah abdomen, pinggul, leher, dsb.
b.
Liposuction dapat dilakukan untuk mengurangi ukuran payudara.
c.
Liposuction untuk kondisi non-kosmetik seperti lipoma dan hyperhidrosis.
3.4 Keuntungan Liposuction
Dalam jurnalnya, Venkataram
mengklaim bahwa metode Liposuction aman apabila dilakukan oleh praktisi
yang berpengalaman.
3.5 Kerugian Liposuction
Namun, metode sedot lemak ini
memiliki beberapa kerugian:
a.
Penggunaan microcannulae yang lebar dapat merusak jaringan kulit
sehingga meningkatkan perdarahan hebat yang dapat mengancam pasien.
b.
Resiko akan penyumbatan pembuluh darah pasca pembedahan yang sifatnya fatal.
c.
Proses pemulihan yang lambat.
d.
Gangguan keseimbangan cairan tubuh.
Lemak mengandung banyak cairan yang
penting bagi tubuh, pada saat prosedur Liposuction dilaksanakan, dokter
juga memasukkan cairan ke dalam tubuh sehingga tubuh mengalami kelebihan cairan
yang dapat mengganggu kinerja jantung dan paru-paru.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1.
Lemak merupakan zat gizi yang tersusun atas C, H, O
2.
Lemak memiliki atom C dan H yang lebih banyak sehingga menghasilkan energi yang
lebih banyak pula
3.
Lemak digolongkan menjadi 3, yaitu Trigliserida, Fosfolipid dan Sterol.
4.
Konsumsi lemak berlebih dapat menimbulkan penyakit kardiovaskular.
5.
Metode Liposuction atau sedot lemak merupakan upaya menghilangkan lemak
berlebih pada tubuh yang memiliki resiko tertentu.
4.2 Saran
1.
Lemak merupakan zat gizi yang penting bagi tubuh, namun dalam mengonsumsinya
harus sesuai dengan batas yang dianjurkan untuk menghindari berbagai penyakit
kardiovaskular.
2.
Metode Liposuction dapat menguras lemak dalam waktu singkat, namun
alangkah baiknya menguras lemak dengan cara berolahraga dan mengonsumsi sayur
dan buah yang memberi manfaat jangka panjang bagi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Klein JA. Tumescent technique for local anesthesia improves safety in
large-volume liposuction. Plast
Reconstr Surg. 1993;92:1085–98
Tejasari. 2005.
Nilai Gizi Pangan. Graha Ilmu, Jember.
Withney, E. and
Rolfes S. R. 2008. Introducing Nutrition 11th Edition. Thomson
Learning, Inc. USA.
Venkataram,
J. 2008. Tumescent Liposuction: A Review. J Cutan Aesthet Surg. 2008 Jul-Dec; 1(2): 49–57.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar