Kamis, 30 Juni 2016
Rabu, 29 Juni 2016
PERCOBAAN III UJI KESADAHAN AIR
PERCOBAAN
III
UJI
KESADAHAN
AIR
1.
Ruang lingkup
Metode ini digunakan untuk penentuan
kesadahan total yang terdapat dalam air dan air limbah dengan metode titrimetri
EDTA dengan batas terendah 5 mg/L. Metode ini digunakan untuk contoh uji air
yang tidak berwarna.
2.
Prinsip
Garam dinatrium etilen diamin tetra
asetat (EDTA) akan bereaksi dengan kation logam tertentu membentuk senyawa
kompleks kelat yang larut. Pada pH 10,0 + 0,1, ion-ion kalsium
dan magnesium dalam contoh uji akan bereaksi dengan indikator Eriochrome Black
T (EBT), dan membentuk larutan berwarna merah keunguan. Jika Na2EDTA
ditambahkan sebagai titran, maka ion-ion kalsium dan magnesium akan membentuk
senyawa kompleks, molekul indikator terlepas kembali, dan pada titik akhir
titrasi larutan akan berubah warna dari merah keunguan menjadi biru. Dari cara
ini akan didapat kesadahan total (Ca + Mg).
Kalsium dapat ditentukan secara langsung
dengan EDTA bila pH contoh uji dibuat cukup tinggi (12-13), sehingga magnesium
akan mengendap sebagai magnesium hidroksida dan pada titik akhir titrasi
indikator Eriochrome Black T (EBT) hanya akan bereaksi dengan kalsium saja
membentuk larutan berwarna biru. Dari cara ini akan didapat kadar kalsium dalam
air (Ca).
Dari kedua cara tersebut dapat dihitung
kadar magnesium dengan cara mengurangkan hasil kesadahan total dengan
kadar kalsium yang diperoleh, yang dihitung sebagai CaCO3.
3.
Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk:
a.
mengetahui dan memahami bagaimana cara menganalisis kesadahan dengan metode
titrasi (kompleksometri)
b.
melakukan standarisasi Na2EDTA dengan metode titrasi (kompleksometri).
c.
menentukan Kesadahan Total dan Kesadahan Tetap pada
sampel air dengan metode titrasi (kompleksometri).
4.
Dasar Teori
A. Kesadahan Air
Air dapat digolongkan menjadi dua yaitu: Air lunak
(soft water) dan Air Sadah (hard water). Air yang mengandung banyak ion kalsium
Ca2+ dan ion magnesium Mg2+ dinamakan air sadah. Misalnya
air yang mengandung CaSO4, MgCl2, Ca(HCO3)2
maka air tesebbut tergolong air sadah.
B. Jenis Kesadahan
Kesadahan air dibagi menjadi dua yaitu:
• Air sadah Sementara, yaitu air
yang banyak mengandung garam kalsium hidrogen karbonat Ca(HCO3)2
atau magnesium hidrogen karbonat (Mg(HCO3)2.
• Air Sadah Tetap, yaitu air yang
banyak mengandung garam: kalsium klorida CaCl2, magnesium klorida
MgCl2, Kalsium sulfat CaSO4, magnesium sulfat MgSO4,
dan kalsium nitrat Ca(NO3)2, magnesium nitrat Mg(NO3)2.
C. Cara Menghilangkan Kesadahan Air
Berikut cara yang dapat dilakukan untuk
menghilangkan kesadahan air:
a)
Destilasi (penyulingan)
b)
Pemanasan
c)
Penambahan Natrium Karbonat
d)
Resin Penukar Ion
D. Penetapan Kesadahan Air
Ca atau Mg dapat bereaksi dengan EDTA membentuk
senyawa kompleks. Suatu sampel air
terdapat ion M2+, kemudian
ditambahkan indikator EBT maka ion M2+ akan mengikat indikator EBT
(H3In atau Hln-) menghasilkan kompleks M-In berwarna merah. Apabila
dititrasi dengan EDTA maka kompleks M-In akan terputus dan membentuk kompleks
M-EDTA (M-Y2-)yang lebih stabil daripada kompleks M-In, sedangkan In
berada dalam keadaan bebas berwarna biru. Titrasi dihentikan ketika warna biru
jelas telah terbentuk.
M2+ + HIn2-(biru)
→ M-In-(merah) + H+
M-In-(merah) + H2Y2-
→ M-Y2- + HIn2- (biru) + H+
Keterangan:
M adalah ion Ca2+ dan Mg2+ dalam sampel air sadah
5.
Alat dan Bahan
A.
Alat
a) buret
50 mL atau alat titrasi lain dengan skala yang jelas;
b) labu
Erlenmeyer 250 dan 500 mL;
c) labu
ukur 250 dan 1000 mL;
d) gelas
ukur 100 mL;
e) pipet
volume 10 dan 50 mL;
f) pipet ukur 10 mL;
g) gelas
piala 50, 250, dan 1000 mL;
h) sendok
sungu;
i) alat
pengukur pH;
j) pengaduk
gelas;
k) pemanas
listrik;
l) timbangan
analitik;
m) gelas
arloji;
n) mortir
dan stamfer;
o) botol
semprot;
p) botol
borosilikat tutup asah;
q) botol
borosilikat tutup karet.
B. Bahan
a)
Indikator
Eriochrome Black T (EBT)
1.
Timbang
200 mg EBT dan 100 g kristal NaCl, kemudian dicampur.
2.
Gerus
campuran tersebut hingga mempunyai ukuran 40 mesh sampai dengan 50 mesh.
3.
Simpan
dalam botol yang tertutup rapat.
b)
Larutan
penyangga pH 10 + 0,1
1.
Cara
I
i. Larutkan 16,9 g amonium klorida (NH4Cl)
dalam 143 mL ammonium hidroksida (NH4OH) pekat.
ii. Tambahkan 1,25 g magnesium etilen diamin
tetra asetat (Mg-EDTA).
iii. Encerkan dengan air suling hingga
volumenya menjadi 250,0 mL.
2.
Cara
II
i.
Larutkan
1,179 g Na2EDTA dihidrat dan 780 mg magnesium sulfat pentahidrat
(MgSO4.7H2O) atau 644 mg magnesium klorida heksa hidrat
(MgCl2.6H2O) dalam 50 mL air suling.
ii.
Tambahkan
larutan tersebut ke dalam 16,9 g NH4Cl dan 143 mL NH4OH
pekat, sambil dilakukan pengadukan.
iii.
Encerkan
dengan air suling hingga volumenya menjadi 250 mL.
c)
Larutan
baku dinatrium etilen diamin tetra asetat dihidrat (Na2EDTA.2H2O
= C10H14N2Na2O8.2H2O)
0,01 M.
Larutkan 3,723 g Na2EDTA
dihidrat dengan air suling di dalam labu ukur 1000 mL, tepatkan sampai tanda
tera
d)
Larutan
standar kalsium karbonat (CaCO3) 0,01 M (1,0 mg/mL)
1.
Timbang
1,0 g CaCO3 anhidrat, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 500 mL.
2.
Larutkan
dengan sedikit asam klorida (HCl) 1 : 1, tambah dengan 200 mL air suling.
3.
Didihkan
beberapa menit, untuk menghilangkan CO2, lalu dinginkan.
4.
Setelah
dingin, tambahkan beberapa tetes indikator metil merah.
5.
Tambahkan
NH4OH 3 N atau HCl 1 : 1 sampai terbentuk warna orange.
6.
Pindahkan
secara kuantitaif ke dalam labu ukur 1000 mL, kemudian tepatkan sampai tanda
tera.
6.
Prosedur Kerja
A.
Standarisasi (pembakuan) Larutan Standar Sekunder Na2EDTA 0,01 M
oleh Larutan Standar Primer CaCO3
1. Pipet
10,0 mL larutan standar CaCO3 0,01 M, masukkan ke dalam labu
Erlenmeyer 250 mL.
2. Tambah
40 mL air suling dan 1 mL larutan penyangga pH 10 + 0,1.
3. Tambahkan
seujung spatula 30 mg sampai dengan 50 mg
indikator EBT.
4. Titrasi
dengan larutan Na2EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari
merah keunguan menjadi biru.
5. Catat
volume larutan Na2EDTA yang digunakan.
6. Ulangi
titrasi tersebut 3 kali, kemudian volume Na2EDTA yang digunakan dirata-ratakan
(perbedaan volume atau RSD).
7. Hitung
molaritas larutan baku Na2EDTA dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
M
EDTA = (mmol/L)
B. Penetapan kesadahan total
1. Ambil
25 mL contoh uji secara duplo, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 mL
encerkan dengan air suling sampai volume 50 mL.
2. Tambahkan
1 mL
sampai dengan 2 mL larutan penyangga pH 10 + 0,1.
3. Tambahkan
seujung spatula 30 mg sampai dengan 50 mg indikator EBT.
4. Lakukan
titrasi dengan larutan baku Na2EDTA 0,01 M secara perlahan sampai
terjadi perubahan warna merah keunguan menjadi biru.
5. Catat
volume larutan baku Na2EDTA yang digunakan.
6. Apabila
larutan Na2EDTA yang dibutuhkan untuk titrasi lebih dari 15 mL,
encerkan contoh uji dengan air suling dan ulangi langkah (1). s/d (5).
7. Ulangi
titrasi tersebut 2 kali, kemudian rata-ratakan volume Na2EDTA yang
digunakan.
8. Hitung kesadahan total (mg CaCO3/L).
B. Penetapan kesadahan tetap
1. Lakukan prosedur yang sama dengan prosedur Penetapan Kesadahan Total di atas
(Langkah (1) s/d (7), namun contoh air terlebih dahulu lakukan prosedur
berikut:
i. Didihkan contoh air dalam gelas kimia 250 mL.
ii. Dinginkan
dan saring, lalu masukkan ke
dalam Erlenmeyer 250 mL.
2.
Hitung
kesadahan tetap
(mg CaCO3/L).
Catatan 1 : Proses titrasi
dilakukan dalam waktu 5 menit setelah penambahan larutan penyangga pH = 10 +
0,1.
Catatan 2 : Tidak terjadinya
perubahan warna pada titik akhir titrasi yang jelas biasanya harus ditambahkan
inhibitor, atau mungkin indikator telah mengalami kerusakan.
Catatan 3 : Untuk contoh uji dengan
kadar kesadahan lebih kecil dari 5 mg/L, gunakan volume contoh uji yang lebih
besar (100 mL sampai dengan 1000 mL). Gunakan larutan penyangga, indikator dan
inhibitor yang proporsional. Lakukan pengujian blanko dengan volume yang sama.
Perhitungan
Kesadahan
total (mg CaCO3/L) =
Kesadahan
tetap (mg CaCO3/L)
=
Kesadahan sementara (mg
CaCO3/L) = Kesadahan total
– Kesadahan tetap
Keterangan:
100 = Mr CaCO3
7.
Pertanyaan
1)
Jelaskan apa yang
dimaksud dengan EDTA! Gambarkan rumus struktur EDTA.
2)
Mengapa dalam
penentuan Kesadahan Total dilakukan pada pH 10?
3)
Mengapa dalam proses
titrasi dilakukan dalam waktu 5 menit setelah penambahan larutan penyangga pH =
10 + 0,1?
4)
Mengapa pada
penentuan Kesadahan Tetap, contoh air harus dididihkan terlebih dahulu?
8.
Daftar Pustaka
SNI
06-6989.12-2004 Cara Uji Kesadahan Total Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dengan
Metode Titrimetri.
Langganan:
Postingan (Atom)